Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Komunikasi dalam Mensosialisasikan PHBS

1. Faktor Penghambat Komunikasi

A. Hambatan Psikologi

Perbedaan Kepentingan (Interest)
Effendy (1981:43) mengemukakan, kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita. Kepentingan komunikan dalam suatu kegiatan komunikasi juga sangat ditentukan oleh manfaat atau kegunaan pesan komunikasi tersebut bagi individu atau masyarakat, sehingga komunikan melakukan seleksi terhadap pesan yang diterimanya. Dalam hal ini masyarakat Desa Loa Duri Ilir merupakan masyarakat yang masih belum bisa memahami dan mengerti manfaat penyuluhan tentang PHBS yang disisoalisasikan para kader kesehatan. 

Prasangka (Prejudice)
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2003:51). Sedangkan menurut Effendy (1981:44), dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. 

Karena itu sekali prasangka itu sudah menguasai, maka seseorang tak akan dapat berfikir secara objektif, dan segala apa yang dilihat dan didengar selalu akan dinilai secara negatif. Sehingga untuk mengatasinya, maka diharapkan seorang pemuka pendapat sebaiknya merupakan orang yang netral atau bukan orang yang kontroversial (bermasalah secara hukum, norma dan peraturan), memiliki reputasi yang baik, serta mempunyai kredibilitas, kemampuan dan keahlian yang tinggi. 

Motivasi (Motivation)
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Menurut Gerungan (1983:142), motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. 

Oleh karena itu, bagaimana upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab, upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat yang sehat secara berkesinambungan.

2. Hambatan Sosiokultural 

1) Perbedaan Norma Sosial
Mengingat beragamnya norma sosial yang berlaku di Indonesia, khususnya di Desa Loa Duri Ilir yang terdiri dari berbagai suku maka tidak tertutup kemungkinan terdapat pertentangan nilai, dalam arti kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat, belum tentu dianggap baik bagi masyarakat lainnya dan sebaliknya. 

2) Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
Ini artinya pesan tidak sampai pada masyarakat. Akibatnya masyarakat mengalami kekurangan informasi serta pengetahuan dan wawasan dalam bidang kesehatan. Seperti halnya masyarakat masih banyak yang belum mengetahui, mengerti dan memahami arti dan manfaat PHBS bagi rumah tangga, sekolah dan masyarakat, dan masih memandang remeh manfaat dari PHBS dan dianggap sama halnya dengan aktifitas sehari-hari. 

3) Pendidikan Belum Merata
Masalah akan timbul manakala komunikan yang berpendidikan rendah tidak dapat menerima pesan secara benar karena keterbatasan daya nalarnya atau daya tangkapnya. Wawasan dan pengetahuan mereka tidak dapat menjangkau pesan komunikasi. Sehingga tidak heran kalau permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan masih terjadi. Hal ini disebabkan masih banyaknya ibu-ibu hamil yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan dan perawatan kehamilan yang menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor yang kasusnya sudah terlambat dan baru diketahui pada saat persalinan dan dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. 

4) Kondisi Lingkungan Sosial
Dari faktor sosial lingkungan para Kader merasa dengan masih banyaknya iklan rokok yang ada dimedia cetak maupun elektronik, serta makanan dan minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Selain itu, jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya dan juga terjadi perpindahan maupun kedatangan penduduk musiman yang menimbulkan permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan tersendiri dalam penerapan PHBS.
Load disqus comments

0 comments