Tahap Pembelajaran Pengetahuan Geografi

Tahap Pembelajaran Pengetahuan Geografi

1. a. Sekolah Dasar

Berdasarkan buku Ilmu Pengetahuan Sosial (Pakpahan, 2003) dapat diketahui bahwa pelajaran Geografi di sekolah dasar mulai diberikan kepada siswa kelas 3 dan menjadi bagian pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Materi pelajaran diawali dengan pengenalan berbagai jenis obyek yang terdapat di lingkungan rumah, sekolah dan tempat lain di sekitarnya. Pengenalan obyek yang dapat dijumpai sehari hari oleh siswa sekolah dasar serta lokasi obyeknya dapat memberi bekal awal pengetahuan Geografi tentang “apa” dan “di mana”. Ketrampilan menyampaikan pengetahuan secara sederhana diberikan dalam bentuk kemampuan menggambar denah tentang berbagai obyek. 

Siswa kelas 4, 5 dan 6 diberi pelajaran dengan obyek yang lebih luas mulai dari tingkat kelurahan sampai wilayah Indonesia serta pengenalan nama nama dan letak negara tetangga. Pengenalan bentang alam seperti pantai, gunung, sungai dan pengenalan jenis aktifitas manusia di muka bumi seperti bertani sawah, kebun, hutan, perumahan dan jaringan jalan dapat memberikan bekal pengetahuan awal tentang adanya persamaan dan perbedaan ruang muka bumi, tentunya secara sangat sederhana. Bekal pengetahuan Geografi bagi lulusan sekolah dasar yang telah memperoleh tahap pengenalan atlas dan kemampuan menerangkan letak atau posisi obyek terbatas pada skala nasional merupakan prasyarat minimal untuk proses pembelajaran Geografi pada tingkat sekolah lanjutan. Paling tidak, materi pengetahuan Geografi yang diberikan pada tingkat dasar dapat memicu ketertarikan lulusan sekolah dasar mengembangkan “pola pikir geografi” dalam pelajaran Geografi pada tingkat sekolah lanjutan. 

Namun demikian, oleh karena masuk sebagai bagian pelajaran IPS, sejak awal sekolah formal para anak didik telah diberi pemahaman yang kurang tepat tentang substansi ilmu Geografi, seolah olah Geografi adalah ilmu ilmu sosial. Pada tataran pohon keilmuan, Geografi juga mempelajari obyek fisik yang bersifat eksakta seperti klimatologi, geomorfologi dan geologi serta mempelajari teknologi pengolahan data geografis dan berbagai model analisis spasial. Persepsi masyarakat akan semakin bias dengan adanya berbagai informasi tentang latar belakang para guru yang memberikan pengetahuan Geografi bukan lulusan dari pendidikan Geografi. 

Keluaran dari proses pembelajaran pada tingkat sekolah dasar seperti yang telah diuraikan memberikan kontribusi terhadap rendahnya mutu pendidikan dasar sehingga menempatkan Indonesia pada ranking 112 dari 145 negara atas Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun 2002, di mana pada tahun 2001 Indonesia menempati ranking 110. Posisi tersebut jauh di bawah Vietnam (109), Philipina (85), Thailand (74), Brunei (31), Singapura (28), Hongkong (26), Jepang (9) dan Amerika Serikat (7). Indeks tersebut diukur berdasarkan nilai dari lima variabel, di samping variabel di atas juga digunakan variabel jumlah penduduk miskin, jumlah kasus kekurangan gizi, jumlah kematian ibu melahirkan dan tingkat pelayanan sosial dasar anak & perempuan seperti imunisasi, persalinan dan sanitasi. 

1.b. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Berdasarkan kurikulum pendidikan lanjutan tingkat pertama materi pelajaran Geografi diberikan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti pelajaran Matematika atau Biologi. Materi pelajaran Geografi diberikan mulai kelas I sampai kelas III. Berdasarkan pengkajian terhadap buku Geografi karangan Tim Abdi Guru (2003) yang digunakan oleh para guru, lulusan sekolah lanjutan pertama memperoleh pengetahuan Geografi meliputi :

Kelas I :
a. peserta didik dapat menjelaskan pengertian peta, atlas dan globe serta dapat mengetahui cara menggunakannya.
b. peserta didik dapat menjelaskan keadaan wilayah Indonesia ditinjau dari beberapa aspek geografi seperti luas dan letak, morfologi dan iklim.
c. peserta didik dapat menjelaskan keadaan sumberdaya manusia dan permasalahannya.
d. peserta didik dapat menjelaskan tata kehidupan sosial dan budaya.
e. peserta didik dapat menjelaskan keadaan geografi negara tetangga dan hubungannya dengan Indonesia.

Kelas II :
a. peserta didik dapat menjelaskan sumberdaya alam Indonesia dan pemanfaatannya serta upaya pelestariannya.
b. peserta didik dapat menjelaskan berbagai kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan hasil hasilnya.
c. peserta didik dapat menjelaskan kegiatan ekonomi penduduk seperti perindustrian, perdagangan dan perhubungan.

Kelas III :
a. peserta didik dapat menjelaskan pembagian muka bumi atas beberapa benua dan daratan.
b. peserta didik dapat menjelaskan beberapa ciri khas dari berbagai benua dan beberapa negara di kawasannya.
c. peserta didik dapat menjelaskan potensi alam dan penduduk dunia.
d. Peserta didik dapat menjelaskan manfaat kerja sama internasional.

Materi pelajaran Geografi seperti diuraikan di atas dapat bermanfaat bagi

peserta didik untuk mulai secara sistematis memahami prinsip prinsip dasar ilmu Geografi, terutama pada konsep ruang muka bumi yang terdiri dari pengetahuan geomorfologi, iklim dan cara menyajikan ke dalam peta, secara sederhana. Para peserta didik mulai memahami batas ruang muka bumi, bukan hanya pada skala lokal, tapi juga skala regional dan global.

Proses pembelajaran pengetahuan Geografi tahap ini dapat disempurnakan terutama pada aspek latar belakang guru yang memberi pelajaran. Para guru dengan latar belakang pendidikan Geografi akan mampu memberikan materi pelajaran lebih baik sehingga dapat mempermudah proses pembelajaran pada tingkat selanjutnya.

1.c. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Materi pelajaran Geografi pada sekolah lanjutan tingkat atas hanya diberikan pada siswa kelas I dan kelas II. Salah satu faktor yang dapat menghambat kelancaran proses pengembangan ilmu Geografi di Indonesia saat ini adalah tidak adanya materi pelajaran Geografi di kelas III sehingga siswa lulusan SLTA yang ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi tidak memiliki bekal informasi bidang ilmu Geografi secara memadai. 

Secara ringkas muatan pelajaran Geografi pada tingkat lanjutan atas dapat disederhanakan seperti uraian di bawah ini (Wardiyatmoko dkk, 2003):

Kelas I :
- pendalaman materi pelajaran Geografi tingkat dasar dan lanjutan pertama seperti tentang permukaan bumi, perairan darat dan laut, cuaca dan iklim, flora dan fauna, kependudukan dan tentang peta. 
- pengenalan tentang teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi (remote sensing dan geographical information system).
- beberapa pengertian yang perlu disempurnakan dalam tahap ini adalah antara lain menyangkut definisi geografi karena obyek ruang angkasa tidak termasuk lingkup geografi, atau geografi regional, geologi, hidrologi adalah bukan cabang geografi.

Kelas II :
- mengenal istilah dan pengertian pemukiman pedesaan dan perkotaan, interaksi kota, pusat pertumbuhan, wilayah industri, relokasi industri
- mengenal istilah dan pengertian AFTA 2003
- mengenal istilah kawasan, daerah, wilayah formal
- memperoleh pengetahuan umum tentang berbagai negara di dunia melalui deskripsi geografis secara lebih lengkap

Secara umum materi pelajaran Geografi di sekolah lanjutan seperti diuraikan di atas cukup memadai terutama jika diberikan oleh guru Geografi. Dalam rangka menyempurnakan proses pembelajaran tahap selanjutnya dipandang perlu untuk memberikan pelajaran Geografi bagi siswa kelas III dengan materi mengetahui lebih banyak mengenai “apa saja yang mampu dilakukan oleh Geograf” di berbagai kegiatan pembangunan. Artinya, bagi para lulusan SLTA paling tidak sudah mengetahui dengan baik mengenai bidang pekerjaan yang bagaimana yang dapat ditangani oleh sarjana Geografi.

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa di samping berkaitan dengan materi pelajaran, faktor latar belakang pendidikan para guru yang mengajar dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Walaupun belum pernah dilakukan penelitian namun dapat diperkirakan bahwa tidak sedikit dijumpai guru yang mengajar Geografi berasal dari disiplin ilmu non Geografi. 

Permasalahan yang terjadi pada tahap ini merupakan salah satu hambatan nyata dalam proses pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi antara lain berpengaruh dalam hal jumlah penerimaan dan mutu mahasiswa baru. Dua hal yang perlu segera diatasi adalah (1) pemberian materi pelajaran Geografi bagi siswa kelas 3 dengan materi lebih banyak diarahkan pada “apa yang dapat dikerjakan para geograf” dan (2) meningkatkan jumlah guru Geografi dengan latar belakang pendidikan Geografi.

Telaah materi dan proses pembelajaran mata pelajaran Geografi mulai dari SD sampai SLTA di Indonesia menunjukkan adanya beberapa kelemahan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu (1) mata pelajaran Geografi di tingkat SD diberikan tersendiri seperti di tingkat SLTP dan SLTA, (2) penyempurnaan materi kelas I SLTA, (3) pembukaan mata pelajaran Geografi bagi siswa kelas III SLTA dan (4) pelajaran Geografi diasuh oleh guru dengan latar belakang pendidikan Geografi. Pada saat ini terdapat 148.516 SD, 20842 SLTP dan 7785 SLTA (BPS, 2002) dan apabila diasumsikan satu sekolah membutuhkan satu orang guru Geografi maka paling tidak dibutuhkan sebanyak 177143 orang guru Geografi.

Permasalahan

Kondisi pendidikan Geografi di SD,SLTP dan SLTA seperti diuraikan secara hipotetis mengakibatkan lambatnya proses pembelajaran pengetahuan Geografi di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan relatif belum berkembangnya “pola pikir geografis” (geographical thinking) yang pada gilirannya berakibat pada rendahnya apresiasi terhadap pentingnya peranan Geografi. Fenomena tersebut terjadi hampir pada semua lapisan masyarakat termasuk para penentu kebijakan dalam pembangunan wilayah tingkat nasional maupun para pengambil keputusan tingkat lokal.

Berdasarkan hal tersebut secara sederhana dapat dikemukakan bahwa terdapat indikasi adanya hubungan antara rendahnya tingkat perkembangan proses pembelajaran pengetahuan Geografi dan adanya berbagai persoalan seperti diuraikan pada bagian awal. Permasalahan pada tahap pembelajaran pengetahuan Geografi selama ini memberikan kontribusi penting dalam proses pendidikan disiplin ilmu Geografi pada tingkat perguruan tinggi.
Load disqus comments

0 comments