Menghadapi Geopolitik dan Geostrategi Negara Lain
Menghadapi negara tetangga (ASEAN, non ASEAN): (1) mewaspadai upaya silent occupation atas pulau-pulau di perbatasan yang belum terbina, (2) adanya AMIZ, kita harus lebih aktif menginventarisasi pulau yang belum bernama, (3) mewaspadai manuver “Five Pillars Defence Arrangement” (Pakta Pertahanan Inggris-Australia-New Zealand-Malaysia-Singapore), (4) Pemantapan dan pembinaan kekuatan maritim, dan (5) kunjungan Presiden dan Wakil Presiden ke perbatasan sangat perlu.
Menghadapi negara yang berkepentingan dengan perikanan: (1) meningkatkan kemampuan nelayan, dari “nelayan pantai” menjadi “nelayan laut” (mampu membaca peta dan mampu menggunakan kompas modern), dan (2) pembangunan desa pantai serta memfungsikan nelayan sebagai monitor terhadap pengganggu negara kita yang berupa antara lain pencurian ikan, pencemaran lingkungan, perusakan alat navigasi.
Menghadapi negara pemilik armada angkutan laut dan negara adidaya yang ingin tetap berperan dalam era globalisasi, mereka memiliki keterampilan dan modal. Sikap kita hendaknya: (1) tidak mengabulkan permintaan International Maritime Organization (IMO) untuk menambah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), (2). ALKI diinformasikan lebih intensif kepada masyarakat maritim dan diharapkan masyarakat maritim proaktif mengawasi ALKI, (3) perlu kita renungkan dan waspadai bersama bahwa konflik di daerah banyak terjadi di tempat yang dilalui ALKI.
0 comments