Bukti-Bukti Evolusi

Bukti-Bukti Evolusi

Kecaman dari berbagai pihak tentang teori evolusi, mendorong para pendukung teori evolusi membuktikan kebenaran teori evolusi. Hal-hal yang perlu dibuktikan dalam teori evolusi sebenarnya sudah dibahas dalam buku Drawin ”The Origin of Species by Means Natural Selection”. Upaya untuk mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah pada petunjuk adanya evolusi daripada bukti adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi harus dilakukan dengan pendekatan multidisipliner.

Adapun bukti evolusi yang sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif, struktur sisa, embriologi komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi.

a. Petunjuk adanya evolusi dari segi palaentologi

Charles Darwin yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan makhluk hidup masa lampau, yang menujukkan suatu perkembangan yang terus menerus secara evolutif. Perkembangan evolusi kuda sering digunakan sebagai contoh perkembangan makhluk hidup dari segi paleontologik.

Perkembangan kuda dimulai dari apa yang disebut Hyracotherium, termasuk kelompok Eohippus, yang muncul dari Eocene awal di Amerika Utara dan Eropa. Nenek moyang kuda ini hanya sekitar 11 inci, berleher pendek dan mempunyai kaki depan yang berbeda dengan kaki belakang, kaki depan jumlah jari kakinya empat dan kaki belakang jumlah jarinya hanya tiga; jari keempat dan kelima masih ada tapi kecil sekali. Pada oligocene muncul Mesohippus yang lebih besar daripada Eohippus, yakni sekitar 24 inci. Kaki depan dan kaki belakang semua berjari 3. Pada Miocene dijumpai adanya Parahippus dan Merychippus, yang pertama adalah pemakan daun dan yang kemudian adalah pemakan rumput. Baru pada Pleiocene muncul apa yang disebut Pliohippus yang jari sampingnya sudah mereduksi. Pada akhir Pleiocene akhir sudah muncul nenek moyang kuda yang berjari satu, yang menyebar ke seluruh dunia kecuali Australia.

Kalau diikuti uraian tersebut di atas seakan-akan perkembangan kuda secara evolusi seperti garis lurus. Dalam kenyataannya perkembangan tersebut bercabang-cabang. Sebagai contoh adalah pada Miocene selain terdapat Parahippus dan Merychippus seperti disebut di atas, juga ada Hypohippus, namun kemudian tidak berkembang dan akhirnya punah.

b. Petunjuk adanya Evolsi berupa Anatomi Komparatif

Dikenal adanya keadaan yang disebut homologi dan analogi. Homologi adalah adanya fungsi yang berbeda beragai hewan yang bila dianalisa secara cermat ternyata mempunyai bentuk dasar yang sama, sedangkan analogi adalah adanya fungsi yang sama pada beberapa makhluk hidup yang secara anatomik organ yang mengemban fungsi tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama. Para ahli berpendapat bahwa peristiwa analogi ini adalah merupakan proses perkembangan evolusi konvergen. Suatu peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota makhluk hidup dari beberapa bentuk berbeda namun berada dalam lingkungan yang sama untuk jangka waktu yang sangat lama. Yang biasa dipakai petunjuk evolusi adalah homologi struktur ekstrimitas anterior beberapa hewan vertebrata.

c. Petunjuk Evolusi Embriologi Komparatif

Hubungan perkembangan embrio dengan evolusi dinyatakan dalam Ernst Haeckel bahwa ontogeni adalah pilogeni yang dipersingkat. Ia menyebut sebagai teori rekapitulasi atau teori biogenetik. Perkembangan embrio pada hewan vertebrata dijumpai kenyataan bahwa perkembangan embrio dari zigot menujukkan struktur yang sama, namun selanjutnya berkembang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga bentuk dewasanya mejadi sangat berbeda. 

d. Petunjuk dari Fisiologi Komparatif

Kemiripan faal tubuh dijumpai pada makhluk hidup mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi meliputi:

- kemiripan dalam faal respiratoria

- kemiripan dalam metabolisme

- proses sintesis protein

- pembentukkan ATP sebagai molekul berenergi tinggi 

e. Petunjuk dari usaha domestifikasi

Hasil perjalanan Darwin menunjukkan bahwa spesiasi dapat terjadi karena upaya domestifikasi oleh manusia, misalnya upaya pemuliaan tanaman maupun hewan.

f. Petunjuk dari Alat Tubuh yang tersisa

Alat-alat sisa digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi, karena dalam kenyataanya meskipun alat tersebut tidak lagi menunjukkan suatu fungsi nyata tapi tetap dijumpai secara nyata dan jumlahnya boleh dikatakan cukup banyak. Penganut faham evolusi melihat adanya kelemahan dari penganut faham ciptaan khusus, bertolak dari alat-alat tersisa yang tidak lagi ada gunanya itu. Adapun organ-organ sisa antara lain: apendiks, selaput mata sebelah dalam, otot-otot penggerak telinga, tulang ekor, gigi taring yang runcing, geraham ketiga, rambut didada, mammae pada laki-laki, musculus piramidalis dan masih banyak lagi.

g. Petunjuk dari struktur DNA dan Protein

Semua organisme hidup tersusun oleh kode genetik (DNA=Dioksiribonukleotid Acid) yang sama. Kode genetik makhluk hidup tersusun oleh gula ribosa, pospat, dan empat basa nitrogen yang saling berkombinasi menghasilkan sifat-sifat fenotif yang berbeda. Kode genetik ini bersifat universal. Melalui proses transkripsi dan tranlasi kode-kode genetik ini diterjemahkan menjadi asam amino-asam amino yang menyusun protein. Secara universal protein seluruh makhluk hidup tersusun oleh kombinasi 20 asam amino.
Load disqus comments

0 comments